Rabu, 27 Februari 2013

NYARIS


Aku pernah bahagia karena kita.

Aku pernah bahagia saat sayang bukan lagi sekadar kata-kata. Bahkan kita, pernah bahagia saat sedang menjalin rasa yang mereka sebut dengan cinta. Tentang menjadi alasan mengapa di hari yang buruk kita masih bisa bertukar senyum, tentang menjadi satu-satunya nama yang terucap sesaat sebelum mata memejam. Itulah kita, pada mulanya tercipta dan mungkin masih ada kenangan tersisa, maka itu masih kuingat walaupun cukup menyiksa.

Dulu, cinta seperti tamu agung yang selalu kita sanjung. Aroma asmara mengajakku merapihkan hati dan memberikan ruang untuk kau tempati. Percakapan dan pertemuan seperti barang berharga yang tidak bisa ditemui di pasaran. Hanya denganmu aku temukan kenyamanan dan perasaan-perasaan langka. Aku bahagia dengan cinta yang sederhana. Dengan dunia khayal bahwa nantinya cinta kita akan kekal. Aku dan kamu tanpa aral.

Sedikit demi sedikit aku mengumpulkan mimpi-mimpi tentang kita di masa depan. Aku tersenyum lebar walau segalanya belum menjadi kenyataan. Kamu mulai hadir menjadi alasan di balik segenap senyuman. Kini aku tahu, kali ini kita sudah saling menemukan. Aku hitung satu per satu, rasanya nyaris semua sudah kulakukan untukmu. Aku hitung satu per satu, rasanya mustahil ada alasan yang cukup kuat untuk mencegah kita tidak bersatu. Ya, kukira begitu. Namun, harapan dan kenyataan terkadang enggan sejalan. Aku dan kamu yang kukira pada mulanya sama-sama saling ingin menjadi sebuah ‘kita’ ternyata hanya wacana. Kisah klasik yang tak kesampaian, yang bingung kapan berawal, tapi tiba-tiba sudah sampai di ujungnya.

Tanya laris berbaris manis dalam kepala. Salahkah jika aku hanya ingin meminta lebih banyak kita? Salahkah jika aku kecewa begini ujungnya?

Aku selalu menjadikanmu prioritas teratas. Dan kamu selalu membuka ruang-ruang tanpa batas. Tak ada alasan rasanya untuk kita saling melepas. Tapi mengapa ‘kita’ mengabur? Melebur jadi kepingan yang perlahan nantinya akan hancur. Bukan cintakan yang luntur? Atau kita salah bergerak mundur?

Aku ingin pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dengan jujur.

Ternyata segalanya hanya nampak seperti cinta, tanpa pernah sedikit pun akan menjadi nyata. Sekarang aku mengerti rasanya terbang terlalu tinggi, lalu dihempaskan begitu saja tanpa tambahan waktu agar lebih mampu menghadapi. Segala sakit hati ini masih saja kuanggap seperti mimpi, sementara berlaksa maaf akan selalu tersedia untuk kamu. Di sini aku masih menanti, janji-janji yang katamu akan ditepati.

Kita yang dulu saling mendekat, sekarang menjaga agar tak melewati sekat. Kukira tujuan akhir kita sama, namun di pertengahan jalan menuju kepastian, kamu putar balik arah. Kamu seperti lelah bersamaku melangkah. Padahal jika bukan denganmu, selalu ada alasan untuk cepat menyerah. Lalu kini, aku bingung harus bagaimana. Kamu yang dulu sedekat jengkal, kini malah pintar menyangkal.

Setelah kepala berputar dengan tanya dan tak menemukan alasan pastinya, mata ditunjukkan oleh semesta bahwa kita salah menilai cinta. Ternyata, hatiku hanyalah ruang tunggu untukmu. Setelah perlahan sembuh, kau cari yang baru untuk berlabuh. Ternyata rumahmu itu bukan aku, tapi dia yang kini berdampingan denganmu. Pecahlah hatiku jadi seribu ketika telinga diserbu kabar itu. Ternyata kita memang digariskan untuk tak sampai menjadi ‘kita’. Kita bukan untuk bersama, tidak juga untuk berbagi bahagia yang masing-masing sedang kita bawa. Ternyata kita hanya sampai sedekat kata.

Mungkin memang ada beberapa cinta yang harus tetap disimpan, tidak untuk disatukan.

Kamulah kebahagiaan yang sudah ada di depan mata, sudah ada dalam genggaman tangan, namun akhirnya luput juga. Akulah yang selalu memimpikan, mengharapkan, lalu kini seperti ditinggalkan tanpa benar-benar pernah bersama. Ternyata sejuta hari yang kita lalui tak berarti apa-apa, sesaat setelah kamu hilang membawa asa.

Tapi tidak apa-apa. Aku bisa menerima. Begitu kan cinta seharusnya? Meski tak bersama, bukannya kita tak bisa bahagia. Tidak ada yang sia-sia. Kita seperti pecahan yang di cocokan, kemudian berpecah menemukan pasangan lainnya. Siklus itu akan selalu berputar terus sampai semesta menyerah pada arus. Dan pada akhirnya, meski kita tidak untuk bersama semoga saja bahagia sedang mengarah pada kita, dan datang secepatnya.

Untukmu, bahagiamu. Untukku, bahagiaku.

Mungkin memang seharusnya berjalan seperti itu. Aku yakin ini semua telah digariskan. Tak mungkin Tuhan tak merencanakan. Biarkan kita nikmati saat-saat terpuruk, sebab bahagia yang lebih banyak pasti sedang menunggu kita jemput.

Selasa, 26 Februari 2013

Rumus KEKEKALAN RASA

Cinta bukan pelajaran kimia. Aku tak punya rumus pastinya. Aku pun tak punya formula apa-apa untuk melahirkan rasa. Pilihan tak pernah dijatuhkan, tahu-tahu setiap melihatmu meronalah pipiku. Tahu-tahu kamu menjadi pusat pemasok senyuman dan kebahagiaan. Darimanakah rasa itu lahir? Aku pun tak tahu.


Tetiba hadir, tetiba mengalir, dan lalu sulit bergulir.Tapi aku mengerti soal hukum kekekalan rasa. Tadinya aku juga tidak percaya. Tapi begini bunyinya kira-kira setelah aku benar-benar merasakannya,

“Sejauh apapun hati menyerah, ia selalu pulang ke satu rumah. Kita punya satu objek yang selalu layak diberi kekekalan rasa. Objek itulah rumahnya. Meskipun sekuat tenaga kau menghentikannya, cinta lebih kuat dari yang kau kira.”Itulah kekekalan rasa.

Takkan bisa berganti ke objek lain selain dirinya.Kekekalan rasa hanya berlaku bagi mereka yang benar-benar percaya akan cinta. Karena takdir bukanlah kemana pilihanmu jatuh terakhir. Tapi ketika hatimu merasa bahwa dialah satu-satunya. Bahkan setelah jarak memisahkan, setelah berganti pasangan, tapi hatimu akan selalu berbalik ke orang itu. Meskipun hubungannya telah berakhir, perasaanmu akan selalu mengalir. 

posted from Bloggeroid

SIA SIA

Mereka bilang ribuan hal terbuang sia-sia ketika hatiku mulai memperioritaskanmu. Tanya mereka mengudara.

“Untuk apa?”

“Lalu kamu dapat apa?”

Tatapan-tatapan sinis mengusirku untuk pergi mengeluarkan tangis. Kini aku dihujani kata-kata yang membuatku seperti dilempari batu bata. Posisi terlemah mampu membuat diriku terlihat jadi yang paling salah.

Sia-sia? Lagi-lagi dua kata kembar itu menyambar, seketika rasanya hambar. Tapi hati mencoba tetap tegar dan kokoh seperti pilar.

Sia-sia? Mereka tahu apa? Hatiku yang memperjuangkan ini itu. Mengapa tiba-tiba mereka jadi merasa yang paling tahu?

Menurutku, kesia-siaan itu justru lahir di detik pertama jika aku mendengarkan mentah-mentah kata mereka. Karena aku rela melakukannya. Rela pun didasari lapisan termanis bernama cinta. Jadi persetanlah dengan segala kata sia-sia. Musnahlah dari surga dan dunia.Karena aku yang merasa, bukan mereka.

Tutuplah telinga dan juga mata, sia-sia hanya berlaku bagi mereka yang suka memposisikan diri jadi korban cinta yang paling terluka.
posted from Bloggeroid

Senin, 25 Februari 2013

Hai, i'm your secret admire

Ada yang masih kulakukan secara sembunyi-sembunyi. Ada yang sedang mengharapkan sesuatu yang ketiadaannya masih sanggup dimengerti. Ada sewujud doa yang kuungkap setiap mengawali pagi, untuk ia yang belum juga tahu tentang apa yang kulakukan setiap hari, di sini. Ada yang kesulitan mengatur debar napas, seusai segaris bibirmu mengembang bebas.Sebutlah aku pengaggummu.Entah sampai kapan namaku tak kuucapkan. Entah sampai kapan aku sebagai sosok transparan yang memelukmu dengan doa dan harapan. Entah sampai kapan rasa ini tak terutarakan. Entah sampai kapan aku harus menyimpan perasaan yang tak beralaskan alasan. Rasanya dengan ketidaktahuanmu tentang pengetahuanku tentangmu lebih baik untuk sementara waktu.Bukan aku sama sekali tidak sedang mengharapkan, namun hanya berusaha memaklumi segala keterbatasan-keterbatasan. Bukan aku tidak ingin turut dirindukan, namun hanya menghindari hati ini dari kemungkinan dikecewakan. Karena hanya dengan melihatmu, sepertinya cukup untuk membantu menenangkan selaksa rindu yang sudah sejak lama menunggu.Mungkin seluruh penjuru pikirmu meragu tentang seberapa besar perasaanku, tapi sungguh ini bukan sebatas rasa penasaranku. Takkan kupanjatkan doa, jika kamu tak istimewa.

Mungkin menurutmu aku pengecut, tapi waktu yang tepat hanya belum menjemput. Dari sisi yang sama sekali tidak terlihat, aku senang memandangimu sebagai suatu ciptaan yang sejak awal sudah indah terpahat. Biarkan aku mengagumimu sekuat yang aku mampu, biarkan aku mengagumimu selama yang aku mungkin. Tak perlu pedulikan sebesar apa rasa yang semestinya kaubalas, tak perlu acuhkan harus sampai sebatas apa kita hingga mampu membuatku puas.Karena apapun perlakuanmu, tidak akan mengubahkan aku.

Nampaknya aku terlalu malu menunjukkan perbuatanku yang diikuti ‘selalu’. Mungkin aku takut ketika suatu waktu kamu tahu, lalu seluruh perasaanku terhenti karena kamu berlalu. Menunggu hanya satu-satunya aksi statis yang menurutku begitu manis. Karena menunggu perlu kesabaran untuk mempertahankan percaya dan mengusir ragu. 

Aku mungkin hanya terlalu siap untuk menerima bahwa kita bukanlah untuk menjadi nyata. Maka aku akan sembunyikan rasa yang ada selama yang aku bisa. Meski memang selalu ada keinginan semoga kita diciptakan untuk saling menemukan, namun aku sadar tak perlu berharap pada sebuah ketidakmungkinan. Untuk rindu-rindu yang akhirnya berlarian menujumu saat tatap mata kita bertemu, aku menyelipkan sekecil doa di situ.

Aku mengagumimu tanpa suara, mungkin dalam menenangkan rindu harus dengan cara yang sama. Meski tanpa isi hati yang bersuara, aku bukannya seorang penipu rasa. Tapi mungkin aku telah dihadiahi porsi mengagumi dengan cara tersembunyi.

Mungkin cinta lebih baik tersimpan dibalik saku Tuhan, hati yang semakin jatuh perlahan dan kamu yang dipenuhi ketidaktahuan. Mencinta itu sederhana ketika kekuatiran lelah jadi prioritas kita.Jangan pernah berpikir aku lelah dengan cerita rahasia ini, karena sungguh aku menikmati peran ini. Mengagumi adalah hal yang masih bisa kulakukan.
Tak ingin bicara soal ketetapan, tapi selama bahagia masih berdatangan seluruh cerita tinggal Tuhan yang melanjutkan. Semoga, pengaggum rahasia diperbolehkan bahagia saat Tuhan menghadiahi “kita”.
posted from Bloggeroid

Minggu, 24 Februari 2013

KAU yang TAk MUNGKIN

Entah turun dari siapa rasa paling teristimewa sedunia. Tiba-tiba begitu saja menyelinap dalam kita. Sejak detik pertama segalanya bermula, aku tak pernah berpikir rasa ini akan berakhir. Entah siapa yang memulai pertama. Entah aku. Entah kamu. Yang kutahu, tiba-tiba debar sudah menyebar. Hatiku jatuh padamu tanpa sadar. Namun hatimu seperti mengunciku di luar pagar. Tidak benar-benar mengizinkan masuk, memintaku terus menunggu di luar. Katamu, hati itu nampak kosong untuk sekian lama. Katamu, otak hampir saja lupa tentang bagaimana wujud cinta. Jauh, di lubuk hati yang hanya bisa membisu, aku ingin namaku untuk bisa terukir di sana.

Meski aku tahu, jatuh cinta kepadamu memang penuh resiko. Resiko untuk terbang terlalu tinggi dengan sayap rapuh yang kau pinjami, lalu dengan atau tanpa kamu sadari kau jatuhkan lagi aku ke bumi. Ini memang terlalu tinggi, tapi ternyata sakitnya berlipat kali jika kamulah objek utama dibalik semua ini.Lebih baik jangan membalas senyumku, jika sebetulnya hatimu tak mau. karena bagaimanapun juga, hati ini pernah merasa bahwa kamu pun mengharapkan kita bersama. Walaupun nyatanya, sedetik setelah harapan datang, ada kecewa yang menyusul dari belakang. Setelah rentetan bahagia itu berlalu bersama sang waktu, kini kudapati kamu bersanding dengan cinta yang baru.

Tentang bagian cerita mesra yang kita punya, sekarang bagimu sudah tak berarti apa-apa. Mungkin aku begitu bodoh hingga mengira kita akan berjodoh. Tak tahu rupanya dengan sel-sel ekspektasi dalam kepala ini membuat hatiku perlahan-lahan roboh. Pada akhirnya, kita seperti mengakhiri apa yang belum sempat kita awali. Dan ternyata, awal yang lain datang begitu cepat untukmu dan dia. Sedangkan aku, masih tetap di sini. Membiarkan diriku sendiri terbanjiri sepi. Membiarkan hitam mataku kini rindu ditatap hitam matamu. Tentang menatap dengan malu-malu, memulai percakapan dengan suara bergetar, degup jantung yang tak sesantai biasanya, ya, itu yang kurasa ketika kita bersama. Lalu berubah menjadi airmata, saat kamu berkata itulah yang kamu rasa di antara hari-hari bersamanya.Memangnya jika kutampakkan airmata, kau akan meninggalkan dia? Memangnya jika kamu tahu tentang senyuman pura-pura bahwa aku mengaku rela melepasmu dengannya, kamu bisa berbalik ke arahku dan amnesia soal dia? Sayangnya, aku tak suka memaksa.

Cinta bisa hilang maknanya jika aku menyudutkanmu untuk bilang iya. Begitu banyak ketidaktahuanmu tentangku, tapi berkalipun kau menyakitku. Aku tak bisa berbalik seperti itu. Karna kamulah ketetapanku. Pernahkah kamu, untuk sebentar saja, menyesal telah memilih dia daripada aku? Pernahkah kamu, untuk sekali saja, mengangankan aku menggantikan ia di sisimu? Jika aku terlalu lugu untuk mengatakan ini cinta, lalu mengapa hanya untukmu doa ini terus meminta? Namun tak mungkin kita dipertemukan Tuhan tanpa rencana. Seperti halnya tak mungkin Tuhan tidak berencana memisahkan, walaupun kita belum pernah bersama. Kata ‘jatuh’ pada ‘jatuh cinta’ mungkin saja merupakan peringatan awal. Sehingga hatiku mestinya benar-benar siap akan ‘jatuh’ dan tak boleh menyesal.

Jika bukan karena janji sejak awal untuk bahagia dengan pilihanmu, mungkin tak akan kubiarkan mulut ini untuk tetap membisu. Jika ada satu hal dalam diri ini yang membuatku merasa pantas, tak mungkin kamu kulepas. Jika bukan sebagai kekasih, mestinya ada peran lain yang lebih baik untuk kita lakoni. Seharusnya, masing-masing kita akan menemukan bahagia, walau bukan dengan bersama. Hanya kamu ketetapan hatiku selalu memaafkan dan mencintaimu tanpa batasan. Hanya kepadamulah segala gengsi bisa turun sendiri. Lagi-lagi aku yang pertama memulai “Hai” dalam percakapan kita. Lagi-lagi aku yang memukuli kepala sendiri ketika kecewa menyerangku bertubi-tubi karena ekspektasi terlalu tinggi. Lagi-lagi tak ada alasan untuk membenci meskipun luka ini aku yang menjalaninya sendiri. Lagi-lagi aku yang berjuang sendiri untuk pergi, meskipun berulang kali sosokmu tak henti menghampiri.

Entah apa isi doamu pada Tuhan setiap malam, sehingga dengan mudahnya kamu selalu kuberi maaf. Padahal goresan di hati belum sempat sembuh, namun kemudian kamu membuat goresan baru dengan luka melepuh. Percuma sebetulnya menumpahkan semua salah hanya padamu. Seolah harapan yang kurajut satu demi satu setiap debar kita bertemu adalah bukan bagian kesalahanku. Aku tahu, harapanku selalu bebas tumbuh, sebebas arah perahu layarmu menentukan arah berlabuh. Sayangnya bukan di dermagaku pilihan perahumu mengistirahatkan diri. Ah, jika memang manusia diciptakan berpasangan, mengapa tidak sejak semula kita dipasangkan? Adalah aku dengan segala rasa sakit yang aku nikmati sendiri. Bermula dari pernah berharap bahwa aku yang akan kaujadikan rumah. Lalu dari setiap kebetulan-kebetulan tentang kita, aku selalu berusaha mencari celah. Berdoa mungkin saja aku dan kamu sudah dituliskan untuk bersatu. Nyatanya, jalan kita tak pernah menemukan titik temu. Kini, dengan berbekal segala jawab yang sudah sangat jelas, aku membuang segala harap dan bersiap untuk melepas.

Pergilah kamu, dengan kebahagiaan yang selama ini kaucari. Temukanlah rumah yang kauingini.Maaf jika segala perasaan ini hanya bisa terkunci dalam hati. Maaf jika telingamu belum sempat mendengar nama siapa yang selalu membuatku tersenyum lebar. Mungkin begini porsi bahagia yang nantinya akan kita nikmati. Maaf jika kamu terlalu menghiasi tiap rona pipi setiap kali harapan kau terbangkan dengan sangat tinggi. Dan, maaf jika aku sulit berpindah ke lain hati. Tapi, mungkin itulah cara semesta membuat hatiku dewasa. Kini, aku akan pergi melarutkan rasa. Semoga hatiku lupa caranya menyesal pernah terjatuh padamu. Semoga hatikupun lupa caranya pulang jika nanti datang saatnya meninggalkanmu. Semoga bibirku mudah mengingat bagaimana caranya tersenyum sebelum kamu yang menjadi alasannya. Semoga akal pikirku mudah memaafkan atas apa yang pernah kamu sebabkan. Pada akhirnya, semoga kamu menemukan bahagiamu yang paling membahagiakan dari ia yang berada di sampingmu.

Tuhan Maha Tahu, kepada siapa akhirnya lukaku berubah jadi cinta yang baru.
Untuk segala penyebab mata tetiba basah oleh rindu dan sendu, terima kasih banyak. Walau tidak mungkin aku untuk segera bangkit setelah terjatuh, aku tahu akan ada cinta di kemudian hari yang mampu membuatku luluh.
Mungkin bukan lagi tentang kamu, bukan lagi tentang masa lalu. Karena seharusnya, segala tentang kamu, sudah terselesaikan. Di titik di mana aku pernah meneteskan airmata, di situ aku melepaskan kenangan-kenangan tentang kita.
Selamat berbahagia, kamu. Semangat mencari bahagi,aku.
posted from Bloggeroid

Sabtu, 16 Februari 2013

KENAPA CINTA?

ga penting sih ngebahas ini tp jadi gatal nulis gr2 ngliat orang ga ngerti soal cinta.

kenapa cinta? kenapa ya,. karena hidup ini ga lepas dari cinta, kecintaan,. cinta murni soal perasaan,. ga ada rumus baku soal perasaan,. cuma logika yang ngebentuk dan ngedeskripsiin cinta. tiap orang akan mengartikan cinta, sesuai logika masing - masing.

jadi jangan pernah nyalahin cinta.. salahkan logika masing - masing yang menganggap apa itu cinta cinta juga seringkali diperalat untuk pemenuhan keinginan,. alasan untuk tujuan2 tertentu,. dan akhirnya menyesali cinta padahal, cinta ga pernah berbuat apa - apa,. dia cuma jadi bagian dari dasar hati tiap manusia.

oke, sekarang masuk ke inti notes,. kenapa cinta? karena cinta dideskripsiin oleh logika masing2,. berikut berbagai deskripsi cinta yang muncul dari logika pribadi:

1. cinta monyet
bibit cinta muda. muncul saat anak beranjak remaja,. sejalan dengan berkembangnya fungsi2 organ genital dan hormon, (sok tau bgt, biologi bukan bidang gw) mulai muncul rasa ketertarikan dengan lawan jenis, intinya cinta monyet adalah sekedar pemenuhan rasa ingin tau terhadap lawan jenis,.

2. cinta posesif
ini tipe cinta yang paling umum yang dimiliki manusia cinta yang disertai keinginan untuk memiliki, menguasai, bla bla campur tangan ego masih terasa sangat kental disini,. cinta dominan atas nama ‘gue’. cinta posesif yang ideal ialah atas nama ‘kita’ ego akan buruk jika cinta ga direspon sesuai keinginan cinta akan selalu meminta, menuntut,. sensitif dengan berbagai bentuk kekurangan,. sangat konsumtif,. yaa, kadarnya bisa besar, bisa kecil,.

3. cinta …….. (tolong bantu beri nama untuk yang ini)
cinta ini jarang banget ditemuin. dan akan terlihat sangat bodoh kalau hanya dinilai dari luarnya. susah dimengerti, dan kadang menyesatkan intinya, cinta ini selalu berusaha untuk memberi, dia akan senang menerima, tapi ga berharap buat itu ga menuntut, ga meminta,. karena hanya atas nama ‘kamu’ cukup jika pemberiannya bermanfaat. itu tujuannya

4. cinta inti
cinta yang asli ialah penghambaan artinya perelaan diri sepenuhnya kepada yang dicinta,. cinta tanpa campur tangan logika. apalagi ego,. pelepasan atas kepemilikan diri sendiri, sepenuhnya menjadi hak yang dicinta mustahil? hampir mustahil iya,.

seumur peradaban manusia, hanya ada beberapa puluh orang yang bisa mencapai cinta yang jelas, para Rasul2 Tuhan.. itu pasti. sidartha gautama? mahatma ghandi? wah ga tau ya,. tapi mereka orang hebat,.

jadi kalau ada yang nemu masalah karena cinta atau bahkan selalu bermasalah dengan cinta malah lebih banyak masalah gara2 cinta (tuh kan nyalahin cinta lagi) yaa, cukup introspeksi diri,. koreksi logika masing - masing ubah definisi cinta,. karena apa, untuk apa, gimana caranya,. kalau ga bisa, ya kehidupan cinta bakal gitu2 aja dan jangan salahkan cinta, sekali lagi salahkan diri sendiri,. karena ga ngerti apa itu cinta
posted from Bloggeroid

Kamis, 14 Februari 2013

Siapa aku

Pernahkan kalian tau bahwa di setiap raut wajah orang yg slalu tenang tersimpan suatu rHasia yg tak pernah kalian tau.
Rahasia yang bs menjadi sangat menyedihkan atau mungkin sangat menyenangkan.
Bg sebagian orang sangat menginginkan ekspresi seperti itu.
Tp bg ku tidak
Itu tak nyaman
Orang melihatku seperti orng yg tak pernah ada masalah
Tak ada beban
Atau tak peduli
Tp pernah kah sedikit saja coba memahami
Terkadang tak semua harus diekspresikan berlebihan
Tak semua harus kalian tau
Atau
Saat kalian tau
Apa yg kalian perbuat?
Mencemooh? Atau cb menjadi bijak sana dngn memberi nasihat
Bukan mau ku seperti ini
Tp ya sudahlah aq cm bs meng iklaskan
Mencari setitik kebahagian menurut defenisiku sendiri
Dan menenggelamkan masalah juga dengan cara ku sendiri
Jngn usik dan jangan ganggu
Kalian tak pernah tau SIAPA AKU

posted from Bloggeroid