dan kini aku berdiri di depan sebuah pintu,
yang mana dengan langkahku akan jelas semuanya
Pintu akan tertutup dan semua yang dibelakang hanya akan jadi kenangan
sakit rasanya harus menulis “hanya” sebelum kata kenangan
karena bangunan yang dibuat dengan canda tawa itu tak akan bisa lagi disentuh atau dilihat
karena bangunan yang dibuat dengan perasaan sayang itu tak akan lagi bisa di rasa keberadaannya
saat semua jadi kenangan
Aku ingin terus membangun memoriku bersamamu
aq ingin terus membangun bahagiaku dengan detikmu
tapi bila pintu ini memaksaku untuk melaluinya
aq mohon maaf yang sebesar-besarnya
Maaf untuk rasa sedih yang ku buat
maaf untuk harapan yang telah ku bangun
maaf untuk sejenak rasa sayang yang akhirnya menyakitkan
dan maaf untuk meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar