Senin, 02 April 2012

Stop Joking With ‘Autis’ Word

tulisan ini terinspirasi dari novel milik Agnes Davonar yang judulnya My BlackBerry Girlfriend.  karena saya sangat terganggu dengan banyaknya typo dan penggunaan kata autis sembarangan.
Ok, mari bercerita tentang buku ini. My BlackBerry Girlfriend ini menyabet predikat most reading online story, dengan pembaca mencapai 250rb kali dalam seminggu sejak dipublish. WOW. Jumlahnya fantastik memang. Bercerita tentang Martin dan Angel yang bertemu karena BlackBerry. Slapstick. Tapi memang terjadi di kehidupan nyata menurut Agnes Davonar.
Bab pertama kata autis banyak sekali dipergunakan mengingat Martin adalah pengguna baru Blackberry anyaran. Dan banyak salah eja salah kata plus kalimat yang ngga enak dibaca. Sorry, saya memang pembaca novel yang pengen mbaca dengan enak. Kalau ada salah eja sepertinya mengganggu. Belum lagi waktu Angel mbangga²in dia lulusan perhotelan dari Swiss plus lulusan UPH yang ternyata di belakangnya diceritakan lagi kalau dia drop out karena hamil di luar nikah.
Anyway, setelah selesai baca novel My BlackBerry Girlfriend saya jadi semakin terganggu dengan candaan Autis. Plus komentar-komentar di bagian kerjaan saya yang komentatornya sering banget bilang cacat. Untuk kita yang ngga ngalami dan ngerasain sendiri dengan penderita autisme sepertinya ga masalah. Tapi kalo kita ngomong gitu dikiit aja di depan mereka yg keluarganya penderita autisme, bisa dibayangkan reaksinya? Pengarang dan penerbit My BlackBerry Girlfriend rupanya ngga sensi dengan isu yang berkembang di masyarakat. Komunitas BlackBerry Indonesia sendiri sudah meniadakan penggunaan kata autis di kalangan mereka. Karena ini novel dangkal, mereka ngga riset masyarakat jadi mereka (pengarang dan penerbit) ngga merasa perlu untuk menghindari penggunaan kata autis tersebut. 

bayangkan ini…. 

Pernah nggak kita membayangkan,… Sebentaaar saja…. kita menjadi orangtua dari anak autistik….    Bayangkan bahwa berkomunikasi dengan anak yang menjadi curahan jiwa ternyata sangatlah sulit…    Kita tatap matanya dengan penuh cinta,… tapi dia tak membalas…    Kita peluk dia dengan penuh kasih sayang,… tetapi ia menghindar….    Kita ajari dia dengan kesungguhan yang penuh,… tapi ia malah mengacuhkan anda,…  bahkan tidak peduli.    Kita jagai dia dengan penuh kehati-hatian… tetapi dia malah mencelakai dirinya sendiri dengan memotong tangannya, menyetrika jari jemarinya, bermain tanpa menyadari bahaya sehingga membuat dia terjatuh dan kepalanya bocor…Pernah gak kita membayangkan… sebentarrrrr saja… menjadi orangtua dari anak atuistik…    Ketika kita bingung bagaimana menghadapi saat-saat dia mengamuk tanpa sebab yang jelas…    Memukul-mukul dadanya karena tidak tahu rasa apa yang ada didadanya… Yang dia tahu hanya dadanya sakit… dan dia berharap dengan memukul dadanya… rasa itu akan hilang???…    Pernahkah kita membayangkan rasanya ketika melihat anak kita memukul-mukul kepalanya ketika dia marah dan tidak tahu bagaimana mengontrol perasaannya sendiri…    Membenturkan kepalanya ketembok atau kelantai, karena dia tidak tahu apa yang membuat kepalanya sakit… Dia hanya berharap ketika membenturkan kepalanya ketembok… rasa sakit itu akan hilang….    Pernahkah kita tahu…. bagaimana rasanya ketika kita mencoba untuk memeluk dan menenangkannya… dia malah menggigit kita…???    Ketika kita anak-anak lain sudah bersekolah, anak kita bahkan belum bisa berkomunikasi sama sekali….Lalu sekarang bayangkan,…. KITA,…  melihat orang lain yang bercanda seperti tadi. Bagaimanakah rasanya?

Semoga Anda tergugah…. Stop bulliying our feelings, as a parents of autism child… by using our kids dissorder as your DAILY JOKES!!!


Ya, berhentilah “melukai” perasaan orangtua dari anak-anak autistik… dengan menggunakan kata-kata AUTIS sebagai bahan olok-olokan sehari-hari… They have struggling enough with their kids.

2 komentar:

  1. AGREE => Stop bulliying our feelings, as a parents of autism child… by using our kids dissorder as your DAILY JOKES!!!

    love this post so much, its full of morale things. Kunjungan balik yaa :)

    BalasHapus
  2. yep. sangat setuju dngn pendapat anda :D

    BalasHapus