Kamis, 02 Juni 2011

Infeksi Sistem Gastrointestinal


Mikroba Penyebab Infeksi Sistem Gastrointestinal
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan infeksi pada system gastrointestinal:
1. Gastroenteritis, sindrom yang ditandai dengan gejalan seperti, mual, muntah, diare dan rasa tidak nyaman pada perut
2. Diare, biasnya dihasilkan oleh penyakit yang terjadi di usus halus termasuk peningkatan cairan dan hilangnya elektrolit
3. Disentri, gangguan inflamasi dari GI tract, sering dihubungkan dengan adanya darah ataupun pus pada feces dan disertai gejala seperti nyeri, demam, kram perut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang terjadi di usus besar 
4. Enterocolitis, inflamasi yang melibatkan mukosa baik pada usus besar maupun usus halus
Adanya gangguan GI tract yang disebabkan oleh mikrobadipengaruhi oleh beberapa fakt or :
1. Faktor Host
a. Species, genotip, usia
b. Kebersihan diri
c. Keasaman lambung pH (<4) dan barier fisik seperti integritas mukosa dan mucus 
d. Motilitas usus, yang menentukan distribusi mikroflora
 e. Mikroflora sebagai flora normal 
f. Imunitas intestinal, termasuk IgA yang menghambat attachment mikroba pada sel epitel (tidak membunuh) 
g. Faktor protektif lainnya seperti lactoferin dan lisozim (pada mulut, membunuh bakteri dengan menghancurkan dinding selnya) 

2. Faktor mikroba
 a. Toxin, seperti neurotoxins pada botulinum, staphylococcal superantigen toxin, enterotoxins pada ETEC, V.cholerae dan cytotoxins pada Shiga toxin, C.difficile
 b. Attachment, yakni kemampuan mikroba untuk menempel dan berkolonisasi pada mukosa, walaupun tidak semua mikroba mikroba menggunakan attachment ini 
c. Invasi, ke dalam sel
 d. Motilitas, kemotaksis dan produksi mucinase. intinya bahwa pathogen atau toxin dari pathogen tersebut masuk ke dalam saluran gastrointestinal dapat melalui berbagai macam hal seperti makanan, cairan ataupun jari-jari yang tercemari oleh feces manusia atau hewan yang mengandung pathogen atau toxinnya, yang kemudian masuk ke saluran gastrointestinal mencapai usus. Di usus mikroba dapat bermultiplikasi dan memproduksi toxin hanya di saluran cerna yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya diare atau mikroba / toxinnya terserap sehingga menyebar melalui peredaran darah menyebabkan gejala infeksi sistemik seperti demam. Akhirnya pathogen diekskresikan melalui feces.

 Berbagai kerusakan dapat terjadi akibat infeksi mikroba pada saluran gastrointestinal di antaranya:
 • Aksi farmakologis dari toxin bakteri, dapat mengakibatkan infeksi local atau menyebar menuju situs yang jauh 
• Menimbulkan inflamasi local sebagai respon invasi mikroba yang bersifat superficial (shigellosis, amebiasis) 
• Penyebaran menuju tempat lain dalam tubuh melalui peredaran darah atau sitem limfatik seperti hepatitis A, enteric fever.
 • Perforasi (luka) pada epitel mukosa setelah infeksi, operasi atau trauma tertentu Beberapa mikroba yang menyebabkan infeksi pada GI tract: 1. Helicobacter pylori, 
• merupakan bakteri gram negative, berbentuk spiral dan bersifat motile,berkolonisasi pada lambung dan usus halus. Contoh lainnya pada manusia: H.cinaedi, H.fennelliae, H.canadensis 
• Berkaitan dengan beberapa penyakit seperti gastritis, peptic ulcer, gastric adenocarcinoma, gastric MALT B-cell lymphomas, proctitis, proctocolitis, dan enteritis
 • Mikroba ini dapat berkolonisasi dengan memiliki kemampuan untuk menetralisasi asam lambung dengan menghasilkan ammonia oleh aktivitas uresae bakteri, yang kerjanya dapat diperkuat dengan adanya Heat shock protein (HspB). Kerusakan jaringan yang bersifat local dapat disebabkan oleh produk-produk dari urease seperti mucinase, phospholipases, vacuolating cytotoxin. 
• Selain itu, bakteri ini dapat menghindar dan melindungi diri dari fagositosis dan penghancur intraseluler dengan menghasilkan superoxide dismutase dan catalase.
 • Dapat didiagnosis melalui: o Mikroskopik, menggunakan specimen dari biopsy gastric dengan endoskopi, dan pewarnaan gram, hematoxylin-eosin, Warthin-Starry silver o Tes urease, menggunakan specimen dari biopsy gastric, dan deteksi alkali o Kultur specimen biopsy gastric o Serologi (polyclonal enzyme immunoassay), dan antibody melalui ELISA Diare Adalah pengeluaran tinja berair berkali-kali dan tidak normal.

 Terjadinya diare menunjukkan adanya pergerakan yang cepat dari materi tinja di sepanjang usus besar. Pada diare infeksius umum, infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan pada ujung distal dari ileum. Dimanapun terjadi infeksi mukosa teriritasi secara luas dan kecepatan sekresinya sangat tinggi akibatnya motilitas dinding usus bertambah kecepatannya berkali-kali lipat. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare dapat dilihat pada slide 11. Diagnosis penyebab diare dapat dilihat pada skema berikut: Pada bagian history terdapat pertanyaan mengenai sex experience karena kebanyakan pasien HIV datang dengan gejala diare

Tidak ada komentar:

Posting Komentar